Sungguh aku ingin bangkit dan beranjak pergi
meninggalkan kegelapan ini,
kekacauan ini.
Telah tercampak cinta
terbuang ke semak-semak,
di sela rumput liar aku mengaduh,
kemanakah gerangan orang-orang yang berorasi demi kasih dan sayang ?.
Sungguh
tak pernah terjual suara ini,
sungguh perjalanan ini aku tak mengerti,
sungguh kekacauan ini siapa peduli,
siapa peduli diri merana ini ?
Apakah menanti seorang anak kecil dari puncak tebing,
bertirai daun, menengadahkan tangan,
mengetuk pintu penghulu langit,
memohon ampunan seribu dosa hatiku jelata,
sungguh Nuh pun mengembangkan layar bahtera,
meninggalkan negeri para durjana,
hingga puncak tebingpun hanyalah lautan belaka.
Duh, dimanakah cahaya ?
bukankah lentera itu telah membumi di jiwa ?
Lalu mengapa kepastian didustakan ?
Bukankah dalam jiwa telah bersemayam fitrah ?
Lalu mengapa cinta didustakan,
dicampakan teronggok di semak belukar,
di antara rumput-rumput liar ?
Sungguh aku ingin bangkit dan beranjak pergi
meninggalkan kegelapan ini,
kekacauan ini.
Karena cintaku kau tak peduli,
hidup matiku kau tak peduli
***
Puisi ini dibuat pada tanggal 29 Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar