Dari balik jendela kupandangi wajahmu
yang berbinar diterangi matahari senja,
angin semilir meniup rambut sutramu,
aku tersenyum,
kau memandangku
tersipu malu.
Sebentar lagi menjelang malam,
saat-saat matahari sembunyikan sinarnya,
aku masih terpaku menekuni keremangan
saat engkau kemudian menghilang dari balik pandangan.
Baik ku tutup saja jendela ini
tempat biasa aku menikmati keramahanmu,
malam ini aku tak hendak terlena,
karena menantimu mengetuk daun jendela,
meraut dan mengucapkan salam perpisahan,
karena sebentar lagi engkau meninggalkan diriku
bersama kenangan yang abadi.
---
12 Januari 2011 17:58
By Muhammad Saroji - Majalah Sastra
© Copyright - All Rights Reserved
Tidak ada komentar:
Posting Komentar