Menjemputmu
Ketika aku menjemputMu
ada seberkas kerinduan yang mendalam padaMu
seakan Kau ruh yang bersemayam dalam dadaku
sukma yang memberi kehangatan dalam setiap langkah kakiku.
Tapi ketika Kau datang aku menangis
tidak seperti dulu aku sambut dengan tawa
tawa itu kinimahal harganya
semahal orang berfikir bagaimana mendapatkan sesuap makanan
tapi ternyata tangis ini menjadi begitu indah
karena bersamaMu aku mengerti kehidupan
kehidupan yang dulu pernah diinjak-injak
disia-siakan
dan dicampakkan bagai sampah
citraMu adalah cahaya kesucian
memberi aku penerang di malam yang gelap.
Kau datang padaku di saat negeri ini luluh lantak
di saat tanah ini bersimbah darah dan air mata
di negeri ini banyak orang mengeluh dan berputus asa
pada saat kemarau kebakaran di mana-mana
dan pada saat hujan banjir dimana-mana
negeri ini dulu pernah dipuja-puja
disucikan dan dimuliakan
tiada bangsa lain akan menghina
kini negeriku menangis perih
ditikam dipancung anak sendiri
dimanakah akhlak budi pekerti
bersembunyikah dibalik ketiak reformasi...?
Jakarta
11-12 Desember 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar