Malam semakin larut
semakin dingin berselimut kabut
tak jua mata kunjung terlelap
gelisah di pembaringan
mengintip rembulan dari balik jendela
terlelap, tenggelam di balik awan.
Duh,
langit gelap
gerimis berkepanjangan
ingin beranjak mencari kehangatan
kesunyian kian mencekam
membekukan langkah.
Jiwaku,
bersandar pada pilar kayu yang mulai lapuk
inilah desah nafas yang tengah merajut mimpi
di tengah keheningan diri yang tersisih.
Di mana matahariku
menanti seberkas cahaya kecil di penghujung hari,
tangisan bayi-bayi mungil merindukan kedamaian dunia,
tanpa kemunafikan,
tanpa pengkhianatan, tanpa pertumpahan darah.
Karawang,
3 Mei 2011 02:05 penghujung hari
By Muhammad Saroji
Majalah Sastra
© Copyright - All rights reserved
Tidak ada komentar:
Posting Komentar