Senja merah saga
bersandingkan rembulan emas di langit timur,
tirai awan laksana kapuk tipis,
menemani bintang gemintang yang indah dan cemerlang.
Di tepian bandara ini aku hendak melukis,
menorehkan kanvas pada lembar-lembar kehidupan
merah, kuning, biru, jingga, ungu,
tangis, tawa, rindu, diam, cemburu,
itulah cerita,
dari perjalanan kaki hingga pengembaraan kalbu,
di senja merah saga ini aku ingin berseri,
bukan tangisan meratapi bintang sunyi,
ini perjalanan bagai mengarungi samudra luas
layar terkembang, terhanyut perahu terbawa angin,
tapi perahu cinta ini tak ingin berbalik arah,
dari kasih sayang menjadi dendam benci.
Maharaniku,
tegarkanlah perjalanan ini,
setegar rembulan emas yang bertahta di langit timur,
ini jiwa bukan lembar keputusasaan,
bukan sukma tercabut dari duri,
angin dingin tetap bertiup dari tepian bandara,
menuju dermagamu
tempat bahteramu berlabuh.
Bahteramu
jiwamu
kasih sayangmu
hidup matimu
suci
tetap suci.
Maharaniku,
di senja merah saga ini aku ingin berseri
bukan tangisan meratapi bintang sunyi..
Bahteramu
permata hatimu
adalah rembulan emas
yang tetap cemerlang bercahaya
di langit timur…
Just for My Heart….created on Cirebon, West Java
2 Mei 2011 11:48
By Muhammad Saroji
Majalah Sastra
© Copyright - All rights reserved
Tidak ada komentar:
Posting Komentar