Kekasihku
dalam kerinduan ini
bukankah cinta ini menjadi indah ?
Dengannya aku mengingatmu
memujimu
mengagungkanmu.
Kekasihku
bersandarkan pilar tua ini
mengenangmu laksana membaca cerita suka cita kita,
bukankah akan merasa kehilangan
karena telah dipisahkan ?
Bukankah cintaku ini nyata ?
Senyata cinta kasihmu di hatiku.
Tapi hampir saja aku berbalik arah
ketika mengetuk pintumu aku tiada bisa
aku sangka telah musnah hakikat sebuah cinta
aku sangka telah terpuruk segala daya
untuk sekedar mengenangmu
dan menyentuh jari-jari lentikmu.
Aku hampir saja berbalik arah
acuh dan nista
ketika merindumu adalah fatamorgana
ketika merengkuhmu adalah lembah hayalan.
Kekasihku
bukankah masih ada cinta sedikit sisa
dari ratapan hamba berputus asa
ini cinta masih ada
meski sedikit tersisa
dari ratapan hamba yang tersiksa
jangan biarkan birahi ini membara
menyentuh api di padang gersang
jangan biarkan hamba bagai kuda jalang yang berlari liar
menembus malam hitam pekat.
Aku memang tidak berdaya kekasihku
tidak berdaya meratapi cinta
yang tertinggal
di pusara tua.
***
Created : 27 May 2010 15:06:00 GMT.
Published : 22 Nov 2015 19:07:37 +0800
By Muhammad Saroji
Majalah Sastra
© Copyright - All rights reserved
Tidak ada komentar:
Posting Komentar