Aku berdiri di persimpangan ini,
menanti redanya gerimis di ujung senja ini,
jaket lusuh basah kuyup,
membalut tubuh kurus menggigil kedinginan.
Duh, betapa malangnya diri ini,
di negeri apakah ini,
Negeri Arcadia-kah ?
Ku jemput saja hujan yang semakin deras ini,
biarlah, toh hanya sebentar menelusuri jalanan yang mulai terendam banjir,
di ujung gang telah berdiri orang-orang menanti,
orang-orang arcadia yang serindu senasib.
Arcadia,
mengapa kau ini,
tak kau bebaskan aku untuk berlalu pergi, mencari jalanan sendiri,
aku telah lelah,
hampir menyerah kalah,
aku telah perih,
hampir tak tertahankan lagi.
Arcadia,
inilah aku…
14 Juli 2011 06:16
By Muhammad Saroji
Majalah Sastra
© Copyright - All rights reserved
Tidak ada komentar:
Posting Komentar