Ku lihat keteguhanmu,
berdiri di antara rimbunan kegersangan,
menelisik perjalanan
membuncah menengadahkan tangan, berbisik
tentang kerinduan
tentang keramahan
tentang kedamaian.
Ku berlari menelusuri puncak tebing,
menuju suara lelahmu memanggil :
"ternyata hanya samar bayangan…
kaulah bergentayangan…
samar dan hilang
bertirai awan…".
Duh,
lupakanlah aku yang menyerah kalah,
tinggalkanlah aku yang hampir kalap
berkalang tanah,
pada kelembutan melati ku titipkan cinta
agar kau tau inilah cinta binasa dari sisa perjalanan,
merajuk hingga akhir hayat…..
17 Agustus 2011 23:41
By Muhammad Saroji
Majalah Sastra
© Copyright - All rights reserved
Tidak ada komentar:
Posting Komentar