Di jalanMu,
tiada hendak aku melangkah
kecuali dengan hati tegar,
biarlah menjadi indah,
biarlah perjuangan ini menjadi kemuliaan,
menelusuri tebing-tebing tinggi,
menyibak tirai kabut,
di antara ranting-ranting kering.
Bukankah seharusnya malam ini aku terlelap?
bahkan bercumbu rayu atau bergulatan cinta,
tetapi ketukan pintu memanggilku pelan,
mengajakku berdamai dan bercerita
tentang sebagaian dunia yang hilang,
karena kegagalan dan kelemahan,
kebodohan dan keputusasaan.
Tegar,
hanya itulah kata-kata yang dapat kusematkan,
menutup rasa rindu, memperjuangkan keberhasilan yang tertunda.
Tegar dan tabah,
menjadi kalimat sakti,
tuk berpaling dari keputusasaan.
© Copyright - All Rights Reserved
Tidak ada komentar:
Posting Komentar