Minggu, 04 September 2016

Suara



Aku dengarkan, kau seperti bersuara
dari jauh menyampaikan salam.




Seperti angin yang semilir
kau belai rambut kering ini.




Di beranda ini kemudian aku tercengang
sudah lama kau telah tiada.




Di taman itu aku tanam melati
tapi tak pernah tumbuh
kemarau ini begitu gersang
jauh di lereng gunung
hutan itu terbakar
seperti kenangan itu yang membakar diriku
harusnya aku suntingkan bunga itu
di sela-sela rambut sutramu
tapi hanya mimpi.




Jauh di sana
mungkin engkau menangis
tapi aku tak tahu untuk siapa
atau kenapa
karena kau tak pernah terbuka.




Aku dengarkan kau seperti bersuara
sebuah salam tentang kerinduan
tentang sepucuk doa
tentang kepiluan tak berkesudahan.




Suara itu
hanya kau yang punya
hanya aku yang mendengar.......





Pemalang
19 Oktober 2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar