Siapa
yang berdiri di tepi malamku,
tersenyum
menyeringai,
buas,
bagai harimau rimba,
mengancam menikam belati,
membuat nafas sesak
bagai mati.
Oh,
aku ingin menjerit,
tapi dia bagai tukang sihir,
membuat kaku lisan dan seluruh kata-kata,
serasa maut hendak menjemput,
membuat aku tak ingat lagi.
Tapi angin berdesir,
makin kencang,
menjadi topan menyapu bersih,
aku terlempar
jatuh ke bumi.
Oh bumiku
pijakanku
oh,
telah runtuh peraduanku,
ternyata hanya mimpi,
seram sekali
kapan hidupku damai hati…
Di mana damaiku,
kemana bahagiaku,
lelah benar jazad ini.
Siapa yang berdiri di tepi malamku,
diakah yang merenggut kebahagiaanku ?
Oh
kiranya salah sangka ?
Kiranya mimpi belaka ?
Bahagia
ingin ku ciptakan sendiri ?
Tangan lemah ini menggapai-gapai,
mencari Tuhan puncak damai,
apa yang selam ini aku dambakan
tak lain hanya kedamaian
hanya kedamaian
itu saja.
Bogor 27 Oktober 1996
Rabu, 08 April 2015
Menanti
Baca Juga :
Cinta Tak Selamanya Indah
Kisah Tiga Insan
Maafkan…
Surat Kecil Buat Jack
Hati Penyair Kepada Kekasihnya
Sehelai Rambut Cinta
Sutra Putih
Wajah-Wajah Cinta
Kebahagiaan Hidup Diawali Dari Rumah
Halusinasi
Mata Hati Cinta
Cinta Dalam Kehidupan
Catatan Kecil Sang Narapidana : Luruh
Bunga Putih
Small Note The Prisoners : Mother
Bunga Putih -2
Kedamaian
Cinta Dari Balik Bilik
Catatan Kecil Sang Narapidana : Badan di Perjalanan
Sajak Putus Cinta
Label:
Cinta,
Galeri,
Kasih sayang,
Kebahagiaan,
Kedamaian,
Kehidupan,
Sastra
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar