Terbang,
terbanglah tinggi
di awan itu menuju langit,
jiwaku,
keresahanku,
di lantai masjid jazad lelah terkulai,
menikmati nafas yang masih terengah,
lebih mirip sebuah pelarian,
dari perjuangan yang tak kunjung usai,
menyakitkan.
Terbang,
terbanglah tinggi
tak pernah kembali,
kemelutku
keputusasaanku,
meninggalkan gerimis
meninggalkan isakan tangis,
isakan tangis perih…
---
12 Maret 2010 22:27
By Muhammad Saroji
- Majalah Sastra - Majalahsastra.com
© Copyright - All rights reserved
Tidak ada komentar:
Posting Komentar