Jumat, 21 Oktober 2016

Fatamorgana




Dipandang kau berdiri
kibarkan nurani sunyi,
mestinya ku sapa kau
dengan salam,
atau sekedar basa-basi,
tapi senja ini engkau sengaja ku diamkan,
agar kau mengerti
apa sebenarnya yang terjadi.


Ku bayangkan kehadiranmu di cakrawala,
manis senyummu seindah warna lembayung senja,
tapi di sana tiada senyummu,
bahkan tiada keramahanmu,
diam membisu seperti batu bertafakur.


Dalam bimbangku, apakah engkau milikku ?
Benar,
kau adalah milikku,
tapi di hatimu bukan hanya aku seorang,
sepetik cinta telah kau genggam,
tapi separuh hatimu juga telah dipetik orang.


ku bayangkan dirimu di cakrawala,
mungkin ada harapan kau adalah milikku seorang,
tapi di sana hanya ada bayang-bayang kebimbangan,
fatamorgana,
tak dapat aku menjangkaunya.


Duh kekasihku,
di senja ini sengaja kau ku diamkan,
agar kau mengerti apa sebenarnya yang terjadi,
tapi kau tetap tegar berdiri,
mengibarkan nurani sunyi.



- - -
Ditulis di Gunung Putri - Bogor 21 September 1996.
Muhammad Saroji
- Majalah Sastra - Majalahsastra.com
© Copyright - All rights reserved

Tidak ada komentar:

Posting Komentar