Senin, 24 Agustus 2015

Pentingnya Membekali Anak-Anak Kita Dengan Pendidikan Agama Yang Benar

Anak adalah nikmat besar yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada kita.
Akan tetapi tidak semua dari kita mengerti bagaimana menjaga nikmat
tersebut. Menjaga akhlaq dan keimanan mereka adalah yang harus
diutamakan. Itulah yang diharap dan diinginkan oleh anak biar tidak
diucap oleh lidah mereka.


Orang tua cerdas dan bijak adalah orang yang senantiasa tahu apa yang
dibutuhkan oleh anak-anaknya. Dan di antara hal yang dibutuhkan oleh
anak tidak ada yang melebihi dari pentingnya keselamatannya kelak
setelah kehidupan di dunia ini. Jika ada orang tua yang begitu
semangat menyekolahkan anaknya di pendidikan tinggi dengan harapan
agar anaknya kelak mendapatkan pekerjaan yang layak dan menguntungkan
dari segi materi. Atau orang tua membekali modal besar untuk anaknya
agar bisa mandiri dan makmur dalam kehidupannya di dunia ini. Sungguh
ia adalah orang tua yang cerdas, senantiasa berfikir akan masa depan
sang anak. Akan tetapi seorang tua tersebut akan menjadi tidak bijak
lagi jika ternyata melupakan masa depan yang lebih lama lagi yaitu
kehidupan setelah kehidupan di dunia ini.


Ada masa depan nanti di alam barzah yang tidak hanya enam puluh atau
seratus tahun akan tetapi ribuan tahun, dan bersama penantian itu sang
anak akan menuai apa yang diperbuat saat di dunia dulu. Dan nanti
setelah kehidupan alam barzah akan dilanjutkan menuju kebahagiaan yang
hakiki atau kesengsaraan yang hakiki di syurga atau di neraka.


Siapa yang rela jika anaknya disiksa di alam barzakh dan di akhirat
nanti? Disiksa karena kita sebagai orang tua tidak pernah memikirkan
masa depan mereka setelah kehidupan ini. Disiksa karena kita sebagai
orang tua telah tidak memikirkan bekal anak-anak kita di kehidupan
setelah kehidupan di dunia ini.


Kita mungkin akan mudah tanggap jika anak kita gagal ujian akhir di
sekolah atau universitas, atau gagal dalam sebuah usaha dagangnya.
Akan tetapi kenapa kita tidak mudah tanggap dengan anak kita yang
malas melakukan shalat atau mulai melakukan sesuatu yang dilarang oleh
Allah?

Sungguh bahasa cinta adalah amat indah dan akan menghadirkan
keindahan. Cinta yang sesungguhnya kepada anak akan diterjemahkan
dengan kepedulian terhadap masa depan anak. Dan tidak ada masa depan
yang sesungguhnya selain masa depan di akhirat. Bukan cinta yang
sesungguhnya bagi orang tua yang hanya ingin membahagiakan anaknya
selama enam puluh tahun sepanjang hidupnya di dunia lalu melupakan
kehidupan yang lebih lama setelah di dunia ini.
Yang berani membiayai sekolah anaknya untuk mencari ilmu dunia dengan
biaya mahal tentu akan rela membiayai anaknya untuk mengambil bekal di
akhirat dengan biaya yang lebih mahal. Jika masih ragu untuk yang
demikian itu maka sangat diragukan kecintaan orang tua tersebut
terhadap anaknya bahkan sangat mungkin diragukan keimanannya kepada
kehidupan setelah kehidupan di dunia ini.


Dan tidak sampai disini, orang tua yang lalai memikirkan kebahagian
anaknya kelak di akhirat akan menemukan kesengsaran yang amat sangat
seperti yang pernah dikisahkan oleh Rasulullah SAW. Kisah orang ahli
ibadah yang hendak menuju ke syurga akan tetapi tiba-tiba ada yang
menyeru dari dasar neraka jahannam menginginkan agar orang yang hendak
masuk surga itu dimasukkan ke neraka bersamanya.


Melihat kejadian seperti ini Malaikat menghadap kepada Allah SWT dan
Allah SWT memerintahkan Malaikat agar menggiring orang tersebut ke
neraka. Ia adalah orang tua yang ahli ibadah, ahli sedekah dan ahli
kebaikan akan tetapi telah membiarkan sang anak tanpa ada bimbingan
agar semakin dekat kepada Allah dan tanpa pembekalan untuk di akhirat.
Maka disebabkan keteledorannya dalam mempersiapkan masa depan anaknya
di akhirat maka ia pun ikut rugi bersama sang anak di neraka jahannam.


Wallahu a'lam bishshowab.

Sumber : buyayahya.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar