Sabtu, 15 Oktober 2016

Larut

Jakarta,
ketika mata ini masih enggan untuk terpejam,
beranda kamar makin sepi,
gelap malam makin sunyi,
hingga fajarkah peraduan ini tanpa mimpi ?
jazad ini begitu lelah
memeras keringat membanting tulang seharian
toh belum tentu 10 ribu aku dapatkan
toh ucapan syukur harus tetap dikumandangkan.


Aku tak peduli
itu 6,7 trilyun hilang dicolong maling,
aku lebih tak peduli
itu maling dilaknat mati,
toh jeritan rakyat ini tak berguna lagi,
toh darah dan air mata ini kelak akan kembali ke Illahi Robbi…

---
28 Desember 2009 00:40
By Muhammad Saroji - Majalah Sastra
© Copyright - All Rights Reserved

Tidak ada komentar:

Posting Komentar