Sabtu, 15 Oktober 2016

Jakarta-Jakarta

Jakarta,
ketika hati ini mulai membanding-bandingkan,
ketika mulai mencoba untuk mengerti,
bahwa hidup ini ada damai dan kemarahan,
ada cemburu dan kealpaan,
bukankah kekurangan itu wajar ?
Bukankah kebodohan itu bagaian dari kehidupan ?
Wajar bukan ?


Jakarta,
ketika aku mulai menyadari
bahwa ada yang menganggap tidak wajar
terhadap kewajaran itu,
aku mencoba untuk introspeksi diri,
barangkali hatiku ini memang bodoh
jahat dan jahiliyah !
Ya !
Barangkali di Jakarta ini
aku bodoh, jahat dan jahiliyah !!


Jakarta,
ketika kembali aku berintrospeksi diri,
ketika aku menyadari
bahwa kekerdilan tidak harus menjadi alasan untuk membenci,
toh aku tetap orang kecil
yang masih mempunyai mimpi.

---
21 Desember 2009 23:51
By Muhammad Saroji - Majalah Sastra
© Copyright - All Rights Reserved

Tidak ada komentar:

Posting Komentar