Memandangmu,
yang berdiri di balik tirai jendela,
kekaguman menyeruak,
angin senja berhembus perlahan,
kepadamu hendak ku berteriak,
tapi suara tertahan,
suara lebih baik terpendam,
suara keraguan yang hendak bertanya : engkau kenapa ?
Istana,
di balik pintunya matamu menerawang,
di balik kegundahanmu lisanmu hendak bercerita,
tapi dari sini aku memujimu,
bahkan hendak meraih tanganmu,
membawamu berlari
meninggalkan istanamu,
menapaki pematang,
menelusuri ilalang,
menghikmati, menjadi manusia jelata..
Tak mungkin bukan ?
Ya, tak mungkin
karena akulah manusia alam,
yang bebas dan merdeka
dan kaulah maharani yang menjadi penghulu kemewahan dan keagungan,
yang sebenarnya adalah penjara !
Maharani,
dari balik pintu istanamu
keindahan itu, fatamorgana bukan ?
air mata itu, perih bukan ?
Kekecewaan itu, menyedìkan bukan ?
Kamis, 13 Oktober 2016
Fatamorgana
Baca Juga :
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (4)
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (3)
Hay Play Boy
Catatan Kecil Sang Narapidana : Nyanyian Di Tepi Laut
Astaghfirullah
Subuh
Nurani Ini Bicara
Nyanyian Sumbang
Muhasabah Diri
Apa Salahku Padamu
Catatan Kecil Sang Narapidana : Pink
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (1)
Fatamorgana
Kisah Tiga Insan
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (5)
Cinta Dari Balik Bilik
Puisi Gus Mus
Matahariku
Kemelut dalam Sepi
Catatan Kecil Sang Narapidana : Padamu Tuhan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar