Ku pandangi bentangan selasar,
sambil bersandar pada sebuah pilarnya,
pilar yang berderet-deret,
seperti hitungan angka,
makin besar,
makin kecil,
makin jauh,
seperti jauhnya usia dari harapan hidup.
Di penghujung malam yang sunyi,
Sesekali terdengar candaan kecil di gazebo,
candaan orang-orang malang tentang penyakit dan penderitaan,
cerita kesedihan berbalut keluhan dan senyuman,
manis tapi pahit,
sedangkan di ujung lorong tampak tergesa-gesa,
seseorang mendorong kurung batang,
demi menyempurnakan sebuah kematian.
Itulah penderitaan,
penderitaan orang waras tapi sebenarnya sakit.
Ah,
tak di bangsal,
tak di kelas 2
atau kelas satu,
namanya penyakit tetap penyakit,
orang kaya-pun dibikin takut setengah mati.
Toh kematian hanya soal waktu,
hanya menunggu perindu memanggil,
dengan segala amal yang kita miliki.
Toh aku tak berharap celaka di deretan selasar ini,
tak berharap jarum infus dan suntik menghujam bertubi-tubi,
karena sakit itu sakit,
memandanginya juga sakit.
27 Februari 2013 pukul 22:07
keterangan gambar : Iqbal waktu di Rumah Sakit, menjalani operasi usus buntu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar