Jumat, 02 September 2016

Catatan Kecil Sang Narapidana : Aku Yang Celaka atau Kamu Yang Celaka

 


Suatu hari, tahun 2001, saya bekerja serabutan di proyek di kampung
sebelah, dekat jaraknya kalau naik motor, tapi lumayan jauh bila harus
ditempuh dengan berjalan kaki, sekitar 1 jam.


Hmm.......saya hanya memiliki sepeda mini yang amat "butut",
satu-satunya, karena sepeda jengki warisan mertuaku sudah dijual sama
istriku ke tukang rongsokan.


Pagi berangkat jam 06.30, menuju proyek diiringi salam doa istriku dan
"da.......da......." anak-anaku yang masih kecil. Saya selalu teringat
wejangan ayah mertuaku agar selalu "hati-hati" dalam setiap i'tikad,
perkataan, dan perbuatan, dan wejangan itu Insya Allah menjadi harta
pusaka yang harus saya tunaikan.


Entahlah.......,
hari itu saya pulang dari proyek dalam keadaan letih, saya-pun
mengayuh sepeda mini "butut"-ku pelan-pelan dan di pinggir sekali,
maklum, roda sepeda sudah halus, dan rem sudah blong, namanya orang
kecil, pakai sepeda mini, jadi harus tahu diri. Ketika itu datang truk
dari depan, dan saya-pun makin ke pinggir. Namun tiba-tiba ada sepeda
motor RX-King menyalip dari belakang saya, kencang sekali, dan stang
motor RX-King itu pun menyeret stang sepeda saya. Duh malang sekali,
saya terbanting dan terseret bergulingan. saya pun mencoba bangun,
terduduk, alhamdulillah masih sadar, ketika itu orang berkerumun
hendak memapah saya, saya katakan, mboten usah pak, mboten nopo-nopo.
Rupanya sang pengemudi RX-King tahu diri dan hendak membawaku ke
klinik, tapi saya tolak permintaanya karena saya memang tidak apa-apa.
Dan dia pun memberikan uang kepadaku RP 50 ribu sebagai tanda
permintaan maaf.


Salah satu yang membuatku malu, dalam kejadian itu robek celanaku dari
bawah hingga ke pangkal paha.
Sesampainya di rumah, ku buang baju dan celanaku. Dan kuberikan uang
yg 50 ribu itu kepada istriku untuk membayar hutang jajannya
anak-anak..


17 Maret 2013 pukul 23:41

Tidak ada komentar:

Posting Komentar