Senja saga di tepian bandara
ketika angin semilir membelai wajah kekasih dalam bayangan
duh, lautan rindu menyuarakan gelombang
menikam Mahapatih terbujur di hamparan gersang,
menjadi ketakutan,
menjadi kematian.
Suara gagak mengingatkan pengembaraan,
menyeberang negeri membelah lautan
mengibarkan panji, bahwa ini tidak pernah putus asa
pun tak pernah patah hati,
tapi gagak makin jauh
hilang di tepian langit merah saga
menjemput kekasihya
yang setia menunggu, di penantian yang panjang.
Senja saga di tepian bandara,
ketika angin dingin berhembus makin perlahan,
wajah kekasih biarlah tinggal samar bayangan,
mengiringi kelelahan di hamparan peraduan
di malam-malam yang panjang…
---
22 April 2011 05:14
By Muhammad Saroji
Majalah Sastra
© Copyright - All rights reserved
Tidak ada komentar:
Posting Komentar