"Kaaaaaaaaaaang, aku
Kangeeeeeeeeeeeeeeeennn!!"
Kaaaaang !!!!!!
Teriak-ku merajuk sambil pasang muka cemberut,
kenapa tidak sebentar saja kita duduk disini,
ngopi sambil memandangi bintang di langit, kita sudah kaya raya, Kaaaang !"
Tapi teriakanku seperti nyanyian katak dalam tempurung, nyaring
kaaaaaaaaaaang….. kuuuuuuuuuuuuuung……….. tapi badan terkurung bagai
orang gemblung.
huh!!!!!!!!!!
aku bisa memaksamu berhenti, kang!!!!
berhenti berlari kesana kemari,
ku pasang kakiku di depan kakimu
dan kau terjatuh, gubrakkkkk!!!!!!!!!!
dan meringis kesakitan.
Tapi bukan itu maksudku, kang!
Aku cinta padamu
aku kangen padamu
kau segalanya bagiku,
Bukankah aku ini surgamu ?
Bukankah ini rumahmu?
Bukankah aku ini istrimu ?
Bukankah mereka semua anakmu ?
Kenapa kang???????
kenapa membuncah seribu amarah, kang!!
Kaaaaaaang!!!!!!!!!!!!!!,
haaaaaaaah???????????
kau malah tutup telinga???????????
kau anggap aku apa?????????
Kaaaaaaaaaaaang!
aku benci kamuuuu…..
aku teriak sambil nangis histeris, hiks…!!!! hiks…!!!!
kau kejjjjammm, kang, uuuh!
tak pernah sedetikpun menyayangiku,
membelai rambutku,
tidur di sampingku, hiks.!!!…! hiks……..!!!!!!
Kaaaaang!!!!!!!!!!
ijinkan aku pulang
kembali ke rumah gubuk-ku,
istana ini bukan istanaku,
dan kau tak pernah peduli.
Aku bukan pelacur kang, tempat kau lampiaskan birahi, datang kemudian
pergi lagi….
Kaaaaaaang!!!!!!!!!!!!,
embun kering mematikan akar,
dalam hunusan bilah belati ku,
kau pun mati terkapar,
haaaaaaaaaahhh……….?????????????
19 Mei 2011 06:56
By Muhammad Saroji
Majalah Sastra
© Copyright - All rights reserved
Tidak ada komentar:
Posting Komentar