Alunan suara berhembus menyeruak kesunyian,
di penghujung sepi langkah lelah tetap tegar berdiri,
gelombang laut membiaskan cahaya purnama,
tempat bayang-bayang kelepak burung camar kembali ke sarangnya.
Alunan suara berhembus semakin deras menyeruak kesunyian,
malam semakin dingin meninggalkan sepenggal kisah,
tentang kau dan aku yang telah sepakat untuk berpisah.
Pergilah wahai belahan jiwa,
karena tak lagi kerinduan datang untuk diagungkan.
Pergilah wahai mata hati cinta bersama kesucian malam,
mengiring nyanyian pasir menyeruak lautan.
Wahai permata hati yang telah lama retak,
wahai kenangan jiwa yang akhirnya sia-sia,
wahai nyanyian pilu yang tak berair mata,
wahai mawar sekuntum yang indah di taman,
pada saat gelombang laut tetap berkejaran,
dan kelepak burung camar makin lelah mencari pijakan,
pergilah dengan segenggam doaku,
segenggam asaku,
pergilah,
untuk tak berpaling lagi
5 Desember 2011 15:01
By Saroji - © Copyright - All rights reserved
Selasa, 23 Agustus 2016
Catatan Kecil Sang Narapidana : Nyanyian Pasir
Baca Juga :
Perjalanan Mencari Jalan (1)
Nyanyian Sumbang
Muhasabah Diri
Pertemuan
Catatan Kecil Sang Narapidana : Suara
Cinta Dari Balik Bilik
Kisah Tiga Insan
Kemelut dalam Sepi
Catatan Kecil Sang Narapidana : Nyanyian Di Tepi Laut
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (3)
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (4)
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (6)
Ketika Aku Merasa Berdosa
Surat Kecil Buat Jack
Sehelai Rambut Cinta
Sutra Putih (2)
Apa Salahku Padamu
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (1)
Bunga Putih -2
Catatan Kecil Sang Narapidana : Padamu Tuhan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar