Selasa, 23 Agustus 2016

Balada Simin Dan Sakinah

Pagi yang dingin,
bercampur angin dan gerimis, ketika Sakinah berkata kepada Simin,
suaminya : "Sudahlah Kang, kita ini wong cilik bisa apa.... ?
kita udah berusaha,
juga udah berdoa,
sawah di sebelah kuburan juga udah kita tawar-tawarin, tapi gak laku
dijual....".

Memang Simin kelihatan kecewa berat, lamarannya menjadi pegawai di
sebuah kantor pemerintahan ditolak mentah-mentah.


Pagi yang dingin,
membuat jiwa Simin makin sedih, seperti
ingin berlari, tapi langkahnya terasa lelah dan kecil.
Burung prenjak yang biasanya bernyanyi, entah dimanakah dia bersembunyi.



"Sudahlah Kang, diminum kopinya, sebentar lagi kita ke pasar..." kata
Si Inah lagi.

"Iya Sayaaang....", jawab Simin yang masih memasang muka cemberut.
"Bener katamu Inah,
kita ini orang kecil,
orang tak berarti,
toh semalem kita udah denger sendiri kata Bu Nyai, betapa mahalnya
sebuah pangkat dan jabatan, betapa seakan-akan manis menjadi orang
yang terpandang.
Bu Nyai sendiri mengaku habis ber-ratus-ratus juta demi mengangkat
derajat anaknya, menjadi pegawai negeri, hmmm....
" gumam Simin sambil memandang hampa pada gerimis yang mulai reda.

"Mangkane Kang, ndak usah mengkhayal menjadi pegawai ini dan itu,
mahal biayanya, belum tentu juga kita mampu, mending di rumah mbantuin
Inah berjualan sayur, Inah capek Kang kalo harus ngurusin ini itu
sendiri" kata Si Inah sambil merapatkan duduknya di samping Simin.

"Dingin Kang....hmm...
Aku kurang apa sih Kang, memang aku ndak cantik, tapi aku kan setia
sama Kakang," kata Si Inah sambil menyandarkan kepalanya di bahu kiri
Simin.

"Lhooo....., pagi-pagi ya, jangan ngelantur" bisik Simin di telinga
Sakinah, "I Love You...." bisiknya lagi. Sebuah kecupan manis mendarat
di kening Sakinah.

"Makasih Inah, kaulah permata hati belahan jiwaku.., ". Tapi Inah
segera berpaling, dilihatnya Si Udin anak semata wayangnya mengulurkan
tangan untuk memohon doa restu pergi ke sekolah.

"Berangkatlah nak, jadilah anak yang sholeh, doa kami menyertaimu......"

2011/12/29 - By Saroji - © Copyright - All rights reserved

Tidak ada komentar:

Posting Komentar