Sebuah puisi untuk Barack Obama
Negeriku,
permata dan jiwaku
melambai tanganku untuk hijau alammu.
Negeriku,
angin dingin menderukan rindu,
penguin dan burung camar menari di atas salju,
akankah seperti ini kedamaian kalbu
menjunjung tinggi-tinggi bendera agar negeri tetap satu.
Negeriku,
bukanlah aku tuhanmu,
bukan pula aku tuanmu,
di seberang sana anak-anak kecil menjerit,
di tepi laut para pejuang meratap perih,
tiap detik menjemput maut,
sesekali memuntahkan mimpi,
benarkah telah musnah keharuman hidup ini ?
Negeriku,
lumuran darah menjadi tinta kelam sejarah
kejayaan berkumandang dari tangan-tangan berdebu,
telah benarkah perjalanan kehidupan,
bukan kutukan...?
bukan karma...?
Negeriku,
inilah aku
memandang jauh pada awan yang kelabu
jari jemari menghitung kekuasaan ini,
telah berkurang sedikit demi sedikit
aku sangka rakyatku seluruh bumi,
tidak !
sebentar lagi aku tak berdaya lagi
sebentar lagi...
Rabu, 14 Oktober 2015
Catatan Kecil Sang Narapidana : Renungan Untuk Negeriku
Baca Juga :
Sutra Putih
Kisah Tiga Insan
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (4)
Catatan Kecil Sang Narapidana : Dari Bilik Kalbu
You
Keadilan Untuk Semua Bangsa
Catatan Kecil Sang Narapidana : Padamu Tuhan
Catatan Kecil Sang Narapidana : Nyanyian Di Tepi Laut
Catatan Kecil Sang Narapidana : Inikah Perang ?
Perjalanan Mencari Jalan (1)
Sehelai Rambut Cinta
Surat Kecil Buat Jack
Catatan Kecil Sang Narapidana : Ibunda
Astaghfirullah
Apa Salahku Padamu
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (3)
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (6)
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (2)
Jangan Menjadi Pecundang
Nyanyian Sumbang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar