Selasa, 25 Oktober 2016

Sajak Kota Tua

Dalam kesendirian roda pedati itu menggelinding
melintasi jalanan berbatu,
seorang kakek tersenyum menaiki,
"......negeri ini telah lama merdeka",
gumamnya.


Roda pedati itu terus menggelinding,
menelusuri tepian sawah, ladang, dan perbukitan
hingga sampai di sebuah pintu gerbang kota tua,
bibir yang keriput tersenyum berseri,
"......mata rabunku tak berdusta,
negeri ini ternyata begitu indah" pujinya tiada henti.


Pedati itu tiba-tiba berhenti, seorang tentara berpangkat mayor datang
menghalangi,
sang kakek termangu tak mengerti,
"......pak tua, silahkan pergi dari kota celaka ini
sebelum negeri ini terlanjur di timpa huru-hara.......!!"


Pak tua kecewa dan menyesali diri,
di tariknya tali kendali
pedatipun berlalu pergi
".......kadang manusia itu
tak seramah bumi ini"
gumamnya.


- - -
Jakarta 27 November 1996.
By Muhammad Saroji
- Majalah Sastra - http://majalahsastra.com
© Copyright - All rights reserved

Tidak ada komentar:

Posting Komentar