Kamis, 29 September 2016

Tegar

Di jalanMu
tiada hendak aku melangkah
kecuali dengan hati tegar,
biarlah menjadi indah
biarlah perjuangan ini menjadi kemuliaan
menelusuri tebing-tebing tinggi
menyibak tirai kabut
di antara ranting-ranting pinus.


Bukankah seharusnya malam ini aku terlelap,
bahkan bercumbu rayu atau bergulatan cinta,
tetapi ketukan pintu memanggilku pelan
mengajakku berdamai dan bercerita
tentang sebagaian dunia yang hilang
karena kegagalan dan kelemahan
kebodohan dan keputusasaan.


Tegar
hanya itulah kata-kata yang dapat kusematkan
menutup rasa rindu menanti keberhasilan yang tertunda.


Tegar dan tabah
untuk selamanya.

---
26 Mei 2010 14:24
By Muhammad Saroji
- Majalah Sastra - Majalahsastra.com
© Copyright - All rights reserved

Tidak ada komentar:

Posting Komentar