Di jalanMu
tiada hendak aku melangkah
kecuali dengan hati tegar,
biarlah menjadi indah
biarlah perjuangan ini menjadi kemuliaan
menelusuri tebing-tebing tinggi
menyibak tirai kabut
di antara ranting-ranting pinus.
Bukankah seharusnya malam ini aku terlelap,
bahkan bercumbu rayu atau bergulatan cinta,
tetapi ketukan pintu memanggilku pelan
mengajakku berdamai dan bercerita
tentang sebagaian dunia yang hilang
karena kegagalan dan kelemahan
kebodohan dan keputusasaan.
Tegar
hanya itulah kata-kata yang dapat kusematkan
menutup rasa rindu menanti keberhasilan yang tertunda.
Tegar dan tabah
untuk selamanya.
---
26 Mei 2010 14:24
By Muhammad Saroji
- Majalah Sastra - Majalahsastra.com
© Copyright - All rights reserved
Kamis, 29 September 2016
Tegar
Baca Juga :
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (4)
Catatan Kecil Sang Narapidana : Suara
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (5)
Cinta Dari Balik Bilik
Aku Bukan Siapa - Siapa
Catatan Kecil Sang Narapidana : Nyanyian Di Tepi Laut
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (1)
Perjalanan Mencari Jalan (2)
Di Puncak Tebing
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (2)
Bunga Putih
Nyanyian Sumbang
Kisah Tiga Insan
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (6)
Subuh
Muhasabah Diri
Catatan Hamka
Puisi Gus Mus
Kisah Perjalanan Sang Pertapa Tua (3)
Catatan Kecil Sang Narapidana : Padamu Tuhan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar