Negeriku,
jiwa dan permataku
melambai tanganku untuk hijau alammu.
Negeriku,
angin dingin menderukan rindu
penguin menari di atas salju
akankah seperti ini kedamaian kalbu
menjunjung tinggi bendera agar negeri tetap satu.
Negeriku,
bukanlah aku tuhanmu
bukan pula aku tuanmu
di seberang sana anak-anak kecil menjerit
di tepi laut para pejuang meratap perih
tiap detik menjemput maut
sesekali memuntahkan mimpi
benarkah telah musnah keharuman hidup ini ?
Negeriku,
lumuran darah menjadi tinta sejarah
kejayaan berkumandang dari tangan-tangan berdebu
telah benarkah perjalanan kehidupan,
bukan kutukan…
bukan karma…
Negeriku,
ini aku
memandang jauh pada awan yang kelabu
jari jemari menghitung kekuasaan ini
telah berkurang sedikit demi sedikit
aku sangka rakyatku seluruh bumi
tidak !
sebentar lagi aku tak berdaya lagi
sebentar lagi…
---
22 Agustus 2010 23:19
By Muhammad Saroji - Majalah Sastra
© Copyright - All Rights Reserved
Jumat, 02 September 2016
Renungan Untuk Negeriku
Baca Juga :
Kebahagiaan Hidup Diawali Dari Rumah
Cinta Dari Balik Bilik
Muhasabah Diri
Sehelai Rambut Cinta
Menanti Keadilan
Ketika Aku Merasa Berdosa
Berjalan Perlahan
Mendung, Suram dan Kelabu
Kisah Tiga Insan
Seraut Wajah
Catatan Hamka
Astaghfirullah
Di Atas Segala Cinta
Sutra Putih
Durhaka
Negeri Antah Berantah
Renungan Untuk Negeriku
Surat Kecil Buat Jack
Pertemuan
Hay Play Boy
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar