Sembilan kali musim hujan keteguhanmu menyirami cintaku
sembilan kali musim kemarau rindumu bersemi hanya untukku
lama sekali menatahkan bait rindu
lama sekali menunggu
lama sekali mengharapkan
lama sekali tiada jawaban
lama sekali tetap setia.
Bahasamu adalah kalbu, diam dan cemburu
ceritamu adalah pandangan, kasih sayang dan air mata
kerinduanmu adalah lamunan, pujian dan untaian kembang.
Sembilan kali musim hujan
sembilan kali musim kemarau
tapi jawabku hanya diam membisu
diam dingin bagai karang batu
bersandarkah aku pada yang lain ?
Ya !
Berpalingkah aku pada yang lain ?
Ya !
Tapi kalbu ini tak pernah berpaling
tak pernah berkeping-keping.
Kekasihku,
cintamu memang abadi
tapi aku tak dapat meridhoi
hatimu memang suci
tapi aku tak terkendali
kau bagai Mahadewi
bagai Bintang Maharani
bagai Bulan Purnama,
kembang melati.
Kekasihku,
kau memang suci
menangisi hati berpaling ini
tapi kau tak kan pernah mengerti
kisah ini terbawa mati
karena sesungguhnya aku tak berpaling
tak pernah berkeping-keping..
---
Ditulis dan diterbitkan pertama kali di Jakarta, 12 Juli 2010 22:30
By Muhammad Saroji
- Majalah Sastra - Majalahsastra.com
© Copyright - All rights reserved
Sabtu, 03 September 2016
Mata Hati Cinta
Baca Juga :
Cinta Tak Selamanya Indah
Cinta Dari Balik Bilik
Cinta Ini Rumit, Cinta !
Cinta Dalam Kehidupan
Ketika Aku Merasa Berdosa
Astaghfirullah
Hay Play Boy
Bunga Putih -2
Sutra Putih
Sutra Putih (2)
Cinta Dalam Bayang-Bayang
Cinta Dalam Perjalanan
Cinta Ini, Seberapa Pantas
Cinta Dalam Kehidupan
Surat Kecil Buat Jack
Mata Hati Cinta
Catatan Hamka
Surat Kecil Untuk Cinta
Aku Bukan Siapa - Siapa
Bunga Cinta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar