Sabtu, 03 September 2016

Mata Hati Cinta

Sembilan kali musim hujan keteguhanmu menyirami cintaku
sembilan kali musim kemarau rindumu bersemi hanya untukku
lama sekali menatahkan bait rindu
lama sekali menunggu
lama sekali mengharapkan
lama sekali tiada jawaban
lama sekali tetap setia.


Bahasamu adalah kalbu, diam dan cemburu
ceritamu adalah pandangan, kasih sayang dan air mata
kerinduanmu adalah lamunan, pujian dan untaian kembang.


Sembilan kali musim hujan
sembilan kali musim kemarau
tapi jawabku hanya diam membisu
diam dingin bagai karang batu
bersandarkah aku pada yang lain ?
Ya !
Berpalingkah aku pada yang lain ?
Ya !
Tapi kalbu ini tak pernah berpaling
tak pernah berkeping-keping.


Kekasihku,
cintamu memang abadi
tapi aku tak dapat meridhoi
hatimu memang suci
tapi aku tak terkendali
kau bagai Mahadewi
bagai Bintang Maharani
bagai Bulan Purnama,
kembang melati.


Kekasihku,
kau memang suci
menangisi hati berpaling ini
tapi kau tak kan pernah mengerti
kisah ini terbawa mati
karena sesungguhnya aku tak berpaling
tak pernah berkeping-keping..

---
Ditulis dan diterbitkan pertama kali di Jakarta, 12 Juli 2010 22:30
By Muhammad Saroji
- Majalah Sastra - Majalahsastra.com
© Copyright - All rights reserved

Tidak ada komentar:

Posting Komentar