Seraut wajah membayang,
wajah dilumuri duka dan kepiluan,
bulan purnama timbul tenggelam,
menyinari langkah kaki di malam yang temaram.
Seraut wajah di kegelapan,
berjalan tertatih menelusuri kemarau panjang,
dia punya asa,
masih punya cinta.
Tuhanku terbitkanlah terang,
ku rindu seberkas cahaya,
jangan cintaku Kau buang,
lengan jiwaku menggapai dalam sebait doa,
kau tongkatku,
kau lenteraku,
jangan kau cabik nafas cintaku, menjadi sebatang kara.
Seraut wajah tertunduk,
di bawah dedaunan pinus yang layu,
Tuhanku,
ijinkan aku bersujud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar