Air mataku mengalir,
menangisi titahmu yang tercabik-cabik.
Gelombang rindu menderu bagai nyanyian pasir,
membalut mencekam di antara rinai hujan dan darah yang mengucur perih.
Kau pantas ku tangisi,
karena cintamu tak pernah bertepi,
wahai kekasih Illahi,
dimana kau kini,
jemput aku dalam hidup dan kematian ini.
Rindu Umi,
Rindu Nabi
Rindu Robbi,
Ya Allah......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar