Jakarta,
kenapa aku marah,
membara !
Indah,
bukankah matahari ini indah
meski redup terhalang mendung ?
Kemana,
ku singkirkan kerikil-kerikil berdebu ?
menunggu aku marah ?
Menunggu aku tak sabar lagi menghitung waktu ?
Menunggu hujan menggantikan embun ?
Tidak !
Katamu dari jauh,
Tidak !
Kataku juga meraihmu,
menamparmu
memperkosamu
membunuhmu,
padahal aku bukan lelaki jalang,
bukan lelaki sialan,
tapi jalanan memanjang
menghilangkan tepi
mengiris kaki
menapaki duri !
Tidak !
Katamu lagi
bangkit
berdiri
mencampak mati
siapa peduli air mata ini
siapa menguliti tirai nurani ini
jangan sia-siakan nafas hanya sepenggal alpa,
rintihkan dosa bergelimangan,
ini hidup nyata
kematian juga nyata.
Copyright, By M. Saroji
15 February 2010 at 22:24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar