Inilah,
hati yang selalu galau di persimpangan,
menatap tajam pada sebuah kehendak,
kemudian kau katakan : bukan padaku kau memandang, berpalinglah!
Aku pun berpaling pada yang lain,
dan tak akan berpaling lagi pada yang lain ,
tapi kau katakan : tak mungkin, karena hatimu tak yakin.
Ku berseru kepadamu : haruskah aku menjerit? haruskah aku memberontak?
Jangan ajari aku menjadi binal dan kalap!
huh……..!
di persimpangan ini
yang berkuasa kehendakmu,
bukan bahasaku
bukan air mataku
bukan hidup matiku
bukan jiwa ragaku…..
7 Juni 2011 16:46
By Muhammad Saroji
Majalah Sastra
© Copyright - All rights reserved
Tidak ada komentar:
Posting Komentar