Dari balik bilik ini aku memandang wajahmu,
wajah yang ayu tiada duanya,
segalanya yang ada padamu adalah keanggunan, keindahan dan kesucian,
kau pantas diagungkan.
Terik matahari menerpa merah pipimu,
dari balik bilik ini aku memandangmu tiada henti,
karena melepasmu seakan mati,
seakan kau tiada duanya di dunia ini.
Kadang hujan gerimis menjadi puisi kerinduan,
ketika ku memandangmu menggigil kedinginan,
dari balik bilik ini aku selalu memandangmu,
dengan pancaran sinar mata penuh kasih,
meyakinkan cintaku kepadamu,
seyakin pengertianku tidak cintanya kau kepadaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar