ketika ku jabat erat tanganmu,
ku harap itu jabat tangan terakhir dariku,
tak ada kata-kata,
hanya senyuman yang terasa perih,
perih sekali.
Mataku dan matamu beradu pandang,
kemudian aku pun berpaling, meski kenangan indah itu masih membayangi.
Aku bukanlah siapa-siapa,
dan tak pernah berarti apa-apa dalam kehidupanmu yang suci dan mulia.
Pandanglah aku sebagai jiwa pendosa,
kuburlah aku dari ingatanmu, dalam - dalam.
Dulu kaulah kawanku dalam suka dan duka,
kini kaulah kawanku dalam sepi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar