Aku telah memperjuangkannya,
memeras ke titik teratas kemampuan otak-ku.
Aku telah melakukannya,
sesuai tradisi dan aturan sakral yang suci,
sampai ke titik kelelahan dan kelemahanku.
Aku telah mendekatimu,
sesuai dengan irama nafas dan denyut urat nadiku.
Aku telah merasakannya,
tak peduli menang atau kalah,
hidup atau berkalang tanah.
Aku,
duduk di sini,
menemani sepi,
tapi kau tau aku tak merasa sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar