Sabtu, 25 April 2015

Sunyi

Suara tapak kaki perlahan jauh pergi,
meninggalkan lapak-lapak tua yang berderet di pinggir jalan,
tapi aroma molto masih melekat di sekelilingku berdiri,
meski tinggal sedikit,
aromanya perempuan paruh baya yang memakiku tadi.
"Apaan luh,
apa urusan luh,
memang siapa luh?" hardiknya.


Beuuh….,
masih terngiang- ngiang di kuping,
meski kupingku agak budeg sedikit,
tapi suara itu terdengar nyaring,
bagaikan gembreng terseret-seret,
dan seretannya menyayat hati.
"Tuh, jaga imanmu,
jaga martabatmu,
jaga Tuhanmu….." hardiknya lagi.


Duh,
yang ini benar sekali,
mengapa mesti sakit hati,
ah,
memang hatiku lagi sakit,
lagi merintih.
Aku masih tegak berdiri di depan lapak tua itu,
tetap tegar berdiri,
ketika pak tua penjaga warung menegurku, "mas, sudah subuh, bangun….."
aku tersentak,
ku buka ke dua mata perlahan,
deman dan menggigil entahlah perasaan apa,
di ujung gang terdengar alunan adzan,
mengajak seluruh manusia untuk menegakkan sholat.


Ya Allah,
ku sucikan NamaMu
dengan apa yang ku miliki.

--


© Copyright - All Rights Reserved

Tidak ada komentar:

Posting Komentar