Suara tapak kaki perlahan jauh pergi,
meninggalkan lapak-lapak tua yang berderet di pinggir jalan,
tapi aroma molto masih melekat di sekelilingku berdiri,
meski tinggal sedikit,
aromanya perempuan paruh baya yang memakiku tadi.
"Apaan luh,
apa urusan luh,
memang siapa luh?" hardiknya.
Beuuh….,
masih terngiang- ngiang di kuping,
meski kupingku agak budeg sedikit,
tapi suara itu terdengar nyaring,
bagaikan gembreng terseret-seret,
dan seretannya menyayat hati.
"Tuh, jaga imanmu,
jaga martabatmu,
jaga Tuhanmu….." hardiknya lagi.
Duh,
yang ini benar sekali,
mengapa mesti sakit hati,
ah,
memang hatiku lagi sakit,
lagi merintih.
Aku masih tegak berdiri di depan lapak tua itu,
tetap tegar berdiri,
ketika pak tua penjaga warung menegurku, "mas, sudah subuh, bangun….."
aku tersentak,
ku buka ke dua mata perlahan,
deman dan menggigil entahlah perasaan apa,
di ujung gang terdengar alunan adzan,
mengajak seluruh manusia untuk menegakkan sholat.
Ya Allah,
ku sucikan NamaMu
dengan apa yang ku miliki.
--
© Copyright - All Rights Reserved
Sabtu, 25 April 2015
Sunyi
Baca Juga :
Ketika Aku Merasa Berdosa
Muhasabah Diri
Catatan Kecil Sang Narapidana : Dari Bilik Kalbu
Cinta ini Cinta Mati
Biarkan Cinta Mengajak Bicara
Whole
Pertemuan
Beberapa Fakta Tentang Presiden Suriah Bashar Al Assaad
Cinta Dalam Kehidupan
Sutra Putih
Cinta Dalam Kehidupan
Cinta Tak Selamanya Indah
Sehelai Rambut Cinta
Hay Play Boy
Nyanyian Sumbang
Galeri Alumnus UNIAT Jakarta Tahun 1991-1998
Kamu
Cinta Ini, Seberapa Pantas
Wajah - Wajah Cinta
Cinta Dalam Perjalanan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar