Kamis, 09 Agustus 2018

Surat Kecil Buat Jack



Jack,
Ketika ku buka pintu,
Ku harap kau ada dan menyambut uluran tanganku,
Ku hembuskan nafas cinta,
Merangkai bunga sekuntum,
Meneteskan titik-titik embun,
Di pelaminan yang suci, 
Tapi kau tiada,
Dan tak pernah ada di depanku.

Ketika ku telusuri jalan-jalan itu,
Ingin sekali berjumpa denganmu,
Bersepeda beriringan bersama,
Bercanda ria seperti waktu dulu.

Dimanakah kau kini, 
Kau seperti purnama cerah yang tertutup mega di malam hari,
Datanglah kemari
Sambutlah lemah tanganku ini
Dengarkan degup jantungku,
Rasakan desir aliran darahku,
Kau yang dulu berkata : aku cinta padamu,
Kau yang selalu memegang janji-janji,
Kau yang bersumpah setia sehidup semati,
Kau yang ku tunggu sampai ajal nanti,
Tapi kau tak pernah menepati janji,
Dan kau tak pernah kembali.

Dosa apakah aku ini,
Putus asa doa dan harapan mengetuk pintu langit,
Tak pantaskah permohonanku ini,
Hati lemah berlumur duka,
Jazad lelah mempertahankan kehidupan,
Menanti janji yang tak pasti,
Dosa apakah aku ini?

Jack,
Hadirlah di sisiku,
Genggamlah tanganku,
Rasakanlah panas dan dingin di hatiku,
Tatapanku sayu,
Tak kan ada lagi embun bening di mataku,
Semua telah kering,
Demi menyirami butiran cinta yang suci,
Lembut suaraku yang kini rapuh,
Tapi suara hatiku hanyalah untukmu,
Jadilah penyuluh dalam gelap,
Karena engkaulah matahariku.

Tapi kenapa kau, Jack
Tiap kali ku buka pintu,
Ku harap kau ada dan menyambut uluran tanganku,
Ku hembuskan nafas cinta,
Merangkai bunga sekuntum,
Meneteskan titik-titik embun,
Di pelaminan yang suci, 
Tapi kau tetap tiada,
Dan tak pernah ada di depanku......

Dawuan - Cikampek - Karawang, 09/08/18 22:53

Kamis, 02 Agustus 2018

Matahariku

Lelah ku bersimpuh,
Tertunduk lesu di balik tirai yang kelabu,
Angin berisik hampir merusak jantungku,
Lelah ku menunggu secarik kertas darimu,
Kertas penuh untaian doa dan senandung rindu.

Kaulah matahariku,
Mata hatiku yang diam penuh cemburu,
Kaulah kata hatiku,
Mata hati cinta yang tak pernah bersatu.

Mekarlah bunga sekuntum,
Anak kecil berlarian mengejar kupu-kupu,
Mengapa baru kali ini ku tau,
Kaulah matahariku,
Mata hati cinta yang penuh rindu.



Dawuan - Karawang, 02-08-18

Minggu, 22 Juli 2018

Cinta Mati

Siapa yang peduli pada duka hatiku wahai Tuhanku.
duka karena cinta yang terkubur di pusara ini.
mencintai tapi tak dapat memiliki,
hanyalah desiran rindu meregang dalam tangisan perih.


Perkenankan aku mengadu wahai Tuhanku.
tentang rasa cinta yang telah lama mati.
namun hidup kembali di saat dia telah mati.

Cinta ini cinta apa wahai Tuhanku,
mencintai tapi tak dapat mengasihi,
kau ilhamkan padaku bahwa maut kan menjemput,
tapi tak sedetikpun aku peduli,
bahwa aku harus berada untuk mendampingi.

Cinta ini cinta apa wahai Tuhanku,
sebelum maut menjemputku,
tentu kan ku katakan pada kekasihku,
cintaku ini cinta mati

Kamis, 19 Juli 2018

Sutra Putih (2)


#Luruh
Untukmu aku hidup,
sepanjang hari dengan bibir dan hati terkunci.
Untukmu aku berdiri,
sepanjang hari dengan air mata yang tertahan,
Tapi dalam hatiku,
api cinta selalu membakar untukmu.

Kehidupan telah membawaku ke dalam masa lalu,
dikelilingi oleh kenangan yang tak berujung.
Aku mencari sebuah jawaban,
aku tak pantas untukmu.
Atau memang kau tak pantas untukku.

Begitu banyak cobaan yang menumpuk,
kedamaian yang kurindukan,
cinta dan kasih sayang yang ku dambakan.
Bagaimana dapat ku gambarkan kekejaman dunia ini,
Aku diperintahkan bahwa aku harus hidup,
tapi tanpa kehadiranmu
diperintahkan bahwa aku harus tegak berdiri,
Tapi tanpa cinta dan kasih sayangmu.

Ku buka lembar demi lembar,
kisah perjalanan cinta penuh luka dan pilu,
ada keinginan yang tertutup,
kata-kata yang telah terucap,
juga janji yang telah ditetapkan.

Luruh,
keperkasaanku runtuh bagaikan guguran daun,
matahari tak mampu menghangatkan jiwaku,
pun malam yang dingin tak mampu menggugah mimpiku.
Sungguh aku ingin berlari menuju bibir tebing,
meninggalkan kekacauan ini,
rasanya tak percaya,
kau melemahkan hati ini,
untukmu aku hidup,
sepanjang hari dengan bibir dan hati terkunci,
untukmu aku berdiri,
setulus hati dengan air mata yang tertahan,
Untukmu aku tersenyum dengan menahan segala tangisan perih,
Karena dalam jiwaku,
api cinta selalu membakar untukmu,
untukmu....
Karena kaulah cinta dan kasihku
Yang pertama dan yang terakhir,
Hingga ajal ini berakhir.

Cikampek - Karawang, 20 Mei 2015

Rabu, 18 Juli 2018

Sutra Putih



Semerdu burung bernyanyi ketika kau ucapkan janji
Sehalus kain sutra putih lembaran hidupku sejak kau katakan cinta,
Bawalah aku kemanapun kau pergi.

Kesucianmu seharum kembang mawar dan melati, 
kembang bidadari di pelaminan pengantin, 
lisan fasih berjanji suci, 
hati berpadu dalam biduk cinta yang abadi. 


Sepoi Angin Rindu Oleh Jejaka Impian, 
mengalun merdu menjadi tembang kesetiaan,
genggamlah erat kedua tanganku ini,
Sekeping hati terpenjara dalam syahdu, 
bilakah bersatu dalam tali pernikahan yang suci. 

Semerdu burung bernyanyi ketika kau ucapkan janji,
Seharum mawar dan melati doa mengalun menembus batas langit, 
sepasang merpati putih terbang tinggi, 
menjemput impian yang tinggal sedetik, 
sedetik lagi.... 


Mekarlah bunga sekuntum, 
tumbuhlah benih suci, 
hamparkanlah perjalanan agung, 
berjanjilah setia hati,
Bawalah aku kemanapun kau pergi,
Karena engkaulah kekasihku pertama dan terakhir,
Rindu yang ku punya hanya untukmu,
Cinta yang ku punya juga milikmu,
Hamparkanlah perjalanan agung
Demi cinta kita yang abadi


Dawuan - Cikampek, 18 Julu 2018
Puisi ini ditujukan untuk mengenang Almarhumah Siti Zumaroh Khulaenah yang meninggal pada tanggal 13 Juli 2018, "Allah menyayangimu, Sorgalah tempatmu"

Selasa, 17 Juli 2018

Bunga Putih -2



Beberapa orang yang aku kenal, salah satunya aku mengeluh kepadanya dalam diam, ".........kenapa, kenapa harus kau hancur leburkan perasaan hatiku, tiada sesuatupun yang lebih hina melebihi hinanya tangisan seorang lelaki yang mengemis mengharapkan bersatunya sebuah cinta yang dikhianati, dan tiada yang lebih nista melebihi nistanya seorang lelaki yang bertekuk lutut di bawah kaki perempuan, itu-kah yang membuatmu merasa menang, merasa benar dan suci.


Kau tetap suci, tak sedetikpun aku menjamahmu, kau tetap menang, tak sedetikpun aku mengalahkanmu, kau tetap agung, tak sedetikpun aku menghinamu, dan ada buah hatimu yang kau bangga-banggakan dari lelaki yang tak pernah kau bangga-banggakan, sedetik-pun"




11 April 2017